Kamis, 25 Oktober 2012

cinta karena cinta atau cinta karena napsu?

Ketika mereka membuatku heran. Heran pada diriku sendiri. Tentang apa yang terjadi pada diri mereka.
Ketika mereka membuatku bertanya. Bertanya pada diriku sendiri. Apakah aku pernah melakukan hal yang sama?
Ketika mereka membuatku sadar. Sadar akan diriku sendiri. Mungkin sadar akan kesalahanku, dulu...

Yang aku lakukan itu cinta karena benar-benar "cinta" atau cuma cinta karena napsu?

Cinta karena cinta itu bersumber dari Allah Ya Rabb, oleh Allah Ya Rabb, untuk Allah Ya Rabb. Karena Allah lah sumber dari segala sumber cinta. Sumber kesucian cinta Nabi Adam dan Hawa berikut keturunannya termasuk aku.
Sudahkah cintaku bersumber pada-Nya?

Sementara cinta karena napsu hanya bersumber dari suatu perasaan tak berwujud, abstrak, ga jelas apa perwujudannya.

Cinta karena cinta berawal dari senyum.
Aku dan kamu sama-sama membingungkan, tapi kita serahkan sepenuhnya pada takdir. Tak putus ikhtiar. Tak putus doa.
Kesabaran akan waktu yang menentukan.
Menulusuri lebih dalam, lebih dalam, dan lebih dalam lagi. Saling menjaga. Ya, tentu, perasaan itu. Saling menjaga. Hati. Yang karena adanya ada perasaan itu.
Saat "kita" ada, bukan lagi "aku" saja atau "kamu" saja.
Kita saling membutuhkan satu sama lain. Aku butuh, kamu siap. Kamu butuh, aku siap.
Hingga nanti saatnya tiba...
Kau berani menghadap orang-orang tersayang. Kau ungkap tujuan nyata kita.
Dan...
Atas nama Allah. Semuanya indah.
Ketika aku dan kamu sama-sama merasakan anugerah agung-Nya, rahmat cinta-Nya yang tiada tara, antar satu keturunan jenis Adam dan satu lagi keturunan jenis Hawa.
Wujud simbiosis mutualisme. Suhu dan terangnya layaknya matahari pagi yang bersinar cerah, menghangatkan serta meneduhkan. Tak kan habis manisnya. Tak kan layu bunganya. Tak kan terpisah hingga akhir waktu yang memisahkan.

Hanya dengan saling menjaga dengan ujung yang seindah itu, tak maukah?

Bukan yang berawal dari senyum namun berakhir dengan tangis.
Bukan hanya perasaan yang membingungkan tanpa ikhtiar dan doa.
Bukan keteledoran akan waktu yang menentukan.
Bukan yang tanpa ditelusuri lebih dalam. Bukan yang tidak saling menjaga perasaan itu. Bukan yang tidak saling menjaga hati.
Bukan yang saat kita ada, aku hanya "aku saja" dan kamu hanya "kamu saja".
Bukan kita yang saling membutuhkan satu sama lain namun saat aku butuh, kamu ga ada atau kamu butuh, aku ga ada.

Minggu, 21 Oktober 2012

#tanyakenapa mereka lebih mudah ... ?

Assalamualaikum Wr Wb
hai bloggy ^^ long time no posting. kangen ga? :p eh ya hai my kepoers, fudulers, secret admirers. Wkwk. Apa kabar kalian? Semoga baik-baik aja ya. Allah bless us ^^

Mau curcol sedikit ahhh hee,,, (baca: heekomakomakoma) *efek dahsyat jajang -_-* Minggu ini, aku, as a writer (setidaknya bisa dipanggil penulis di blog sendiri sebelum di buku sendiri 2 tahun lagi, Amin ya Allah ya Rabb :D), dapat sebuah pelajaran. Dari sebuah benda abstrak di hati, iya itu, he'eh itu, ih iya itu, iya apalagi kalo bukan perasaan yang "kata orang" namanya cinta. Yang sudah membeku hampir satu tahun ini. Tapi mulai mencair gara-gara kejadian ketidakwajaran tingkat rasa ingin tahu yang sangat berlebih. Mungkin aku lagi merasakan dampak dari semua itu. Ngelakuin sendiri, jatuh sendiri. Tapi gapapa, yakin bakal ada sebuah pengaruh besar habis ini. Kalo ga kaya gitu kapan punya tekadnya? Punya tekad ga fudul, punya tekad ga flashback, punya tekad lupa, kapan kalo ga kaya gitu? Semoga Allah ngelancarin proses pencairan ini sampai pada saatnya hati ini beku lagi oleh orang yang benar-benar tepat menurut-Nya, Amin :)

New life, new insiparations, new inspirated by. Banyak hal akhir-akhir ini yang buat aku mau nyoba nulis lagi, garis bawah nyoba untuk ke sekian kalinya. Tekad -> kali ini harus bisa lebih serius!

Malam ini, tepatnya tengah malam sekali -_- aku, yang hatinya lagi terlalu peka *duh melow bae sih gi -_-* dapet inspirasi. Ini mungkin bakal keliatan kaya terlalu membandingkan, tapi jangan disalahartiin dulu ya. Cuma mau tau aja sampe sejauh apa, terus sama-sama intropeksi. Check it out!

Udah ketebak belum mau bahas apa? Kalo udah, bagus! Berarti kalian yang tau aku mau bahas apa peka. Yang ga tau? Tingkatkan lagi kepekaan kalian ya. #surveysederhana

#tanyakenapa mereka (kaum adam) lebih mudah ... ?
1. Yang pasti lebih mudah melupakan lah. Survey penulis telah membuktikan. Survey kecil sih. Jangan ditanya hasil atau persentasenya!
2. Lebih mudah bilang sayang. Iya ga sih? Iya kan? Tapi kebanyakan mereka suka ga ngaku, malah nuduh balik kita (kaum hawa) yg kaya gini. Ga membohongi ada beberapa di antara kita sih (tapi aku engga~) Tapi biasanya kita tuh bilangnya "suka" bukan "sayang". Oh ya sebelumnya nanya dulu nih, bisa ngebedain suka sama sayang 'kan? Kalo masih belum tau juga cari di mbah gugel deh, tapi penulis ga bisa menjamin bakal dapet jawaban memuaskan apa engga. H4H4 :p
3. Lebih mudah menyakiti. Kalo yang ini tergantung orangnya sih ya. Ga cowok ga cewek pasti ada. Tapi kebanyakan. Setau penulis mah penjara penuh masih sama cowok ko. Pis ya pis ._.v
4. Lebih mudah memaafkan. Ini sisi baik dari sisi-sisi baiknya kaum adam, salut sama kebaikan mereka yang satu ini.
5. Lebih mudah menstabilkan perasaan. Nah ini sih emang iya.
6. Lebih mudah menganggap semuanya "baik-baik aja ko." Hal besar yang bisa buat kita nangis karena mereka bisa dianggap sepele gara-gara anggapan mereka yang ini.
7. Lebih mudah cuek. Terbuktilah, orang ini salah satu bagian dari pengalaman penulis. Wkwk
8. Lebih mudah tenang. Nah, ini sifat baik terdewa menurut penulis. Ketenangan dia waktu itu lah yang bisa buat penulis tenang menghadapi kepanikan. Apalagi kalo udah soal nilai. Duh.
9. Lebih mudah menahan dan mendinginkan emosi. Kebanyakan sih gitu. Tapi ada juga sih yang engga. Tergantung.
10. Lebih mudah mandiri. Hakikatnya manusia membutuhkan manusia lain untuk hidup, mungkin bisa disebut bergantung. Mungkin. Iyalah, kalo cowok manja. Duh, ga kebayang aja. Itu anak istrinya mau diapain.

Taraaa... Itu dia 10 #tanyakenapa mereka (kaum adam) lebih mudah ... daripada kita (kaum hawa). Inget ya, 10 perbandingan di atas ga cuma kekurangannya aja. Emang dikira aku bakal ngejelek-jelekin kaum adam apa? Orang nanti suamiku kan salah satu bagian dari mereka. Ini sih pernyataan yang dinyatakan sebagai perbandingan, bukan pendapat yang isinya kelebihan aja atau kekurangan aja.

Kita mainnya demokrasi ya coy! Punya saran atau kritik? Sanggahan mungkin? Write it down on comment space as long as you can! :D

It is 1:29 morning. Time to sleep! Happy sunday, have a nice day. Allah bless again and again. Eh iya abis hari minggu hari apa ya? Senin? Huahaha. Sebenernya keingetan tugas juga sih -_- biarin deh, mau nulis dulu. Biarin tugas sekali-kali, bukan diabaikan ya inget. Dadah :D
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jumat, 19 Oktober 2012

Sang pengambil keputusan

Dulu...
Dua dunia coba sama berputar. Menyatu. Berwarna.

Sepenggal, tapi...

Dulu...
Aneh. Seperti sedunia ingin berhenti, terseok bersama putaran sedunia lagi.

Dulu...
Coba telusur lubuk.
Dulu...
Tertangkap janggal.
Dulu...
Hanya menimang. Hanya menimang.

Dulu...
Putar keras saraf otak.
Dulu...
Seperti nihil dua planet dunia namanya.
Dulu...
Coba timang. Timang lagi. Timang terus.

Dulu.
Bulatlah timangan.
Tekad kiamatkan dua dunia.
Tak maksud dului Yang Di Sana. 

Dulu.
Ungkap timangan pada sedunia itu.
Tak sudi busuk lanjut mengulat hati.
Usailah ganjalan usai mengungkap, semoga.

Dulu.
Kelar sudah sama putaran dua dunia.
Lega.
Tunggu. Kenapa titik mata demi titik mata jatuh kelamaan?
Uh, kotor lah pipi kecil karenanya.

Dulu, garis bawah tebalkan kapitalkan, DULU.


Sekarang...
Toh lebih baik.
Sekarang...
Tak usah buang usaha demi ganjalan itu.
Sekarang...
Waktu memudarkan sedunia itu.


Sekarang.
Titik-titik hilang demi hilang.
Sekarang.
Titik itu kunjung berganti datangkan tawa.
Sekarang.
Sadar penuh, DULU hanya bodoh.
Sekarang.
Sadar penuh, tekad sadarkan penuh.

Sang pengambil keputusan.
Pikir alasan ragu?
Rasa kecut hati?
Berani genggam timangan.

Mampu dunia itu ubah posisi kutub utara ke selatan?
izin-Nya kutub utara di utara.
Mampu dunia itu hilangkan gaya gravitasi dunia lain?
izin-Nya gaya gravitasi bumi ada.
Kan mampu apalagi usaha salah arah dunia itu buat dunia lain hilang?

Roda-roda dua dunia itu tetap hidup. Meski tak lagi seputaran.
Selamat berputar. Berputar dengan rotasi baru.
Tanpa ambil ganjalan terdahulu.
Kuat dalam diam dengan ganjalan putaran lama.